Jumat, 21 Februari 2014
Kamis, 20 Februari 2014
Sinopsis Novel Kasih Tak Terlarai
KASIH TAK TERLARAI
Suman Hs
Seumur
hidupnya si Taram hanya dua kali mendapat perhatian dari orang tuanya. Pertama
pada saat ayahnya membelikan kacamata buat si Taram, kedua saat di Taram
mengumandangkan adzan karena suaranya sangat merdu sekali.
Si
Taram jatuh cinta kepada Nurhaida, pada saat mengungkapkan isi hatinya kepada
Nurhaida, dia pun menerima permintaan hatinya. Lima hari kemudian si taram
ingin meminang Nurhaida, maka oleh orang tuanya menyuruh Pak Jalil untuk
meminang Nurhaida. Ternyata keputusannya ditolak oleh orang tua Nurhaida. Dua
hari kemudian setelah penolakan itu, si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk
menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar
jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal
usul si Taram, ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi, dia diberikan
oleh seorang wanita yang keadaanya seba kekurangan kepada orang tua kamu
sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan
kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida
itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut. Setelah peristiwa penolakan dari
keluarga Nurhaida, si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida.
Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya,
kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak-anaknya.
Setelah
sampai di Singapura kedua sejoli itupun menikah. Setelah menikah kehidupan
mereka menjadi makmur, segala macam kebutuhannya dapat terpenuhi. Semenjak
kehilangan dua sejoli itu, kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan.
Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke
Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura-pura ingin
mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si
Taram, diam-diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya
kepada Nurhaida. Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung.
Tanpa sepengetahuan si Taram, Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke
kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan
berdagang. Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya, akan tetapi si
Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampungnya
menyebutnya sudah menjadi janda.
Pada
awal bulan rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung
Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab, dia adalah seorang
saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat-obatan. Syekh Wahab sangat
dihormati di kampung itu. Pada hari jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi
imam. Setelah dua bulan lamanya, terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh
Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun
langsung menerima pinangannya tersebut. Hal yang dinantikan telah tiba, jam
empat sore akan dilangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Selanjutnya
kedua sejoli itu resmi menjadi suami istri.
Hari
raya idul fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke masjid untuk melaksanakan
shalat idul fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab. Setelah
selesai melaksanakan shalat Idul Ftri dan setelah Syekh Wahab berkothbah, dia
naik ke tingkat atas mimbar dan membuka penutup kepala serta kain yang menutupi
janggutnya. Kemudian para jemaah heran dan kaget melihat kejadian tersebut.
Karena Syekh Wahab memotong habis janggut serta kumisnya. Ternyata Syekh Wahab
adalah si Taram, orang yang selama ini dicari-cari oleh warga kampungnya.
Sinopsis Novel Belenggu
Sinopsis Novel Belenggu
Karya : Armijin Pane
Sukartono
dan Sukartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga mereka tidak
didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah dengan Tini
hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini saja. Begitu juga
dengan Sukartini atau akrab dipanggil Tini, Tini menikah dengan Tono bukan
berdasarkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah dengan
dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi
pertengkaran diantara mereka.
Setiap
hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiatan
keorganisasi kewanitaan, sedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja
sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan
istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran
pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak
memerhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
Suatu
hari pasien Tono yang bernama Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny
Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura
sakit untuk bertemu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak
dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke
Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dan Rohayah akhirnya sampai ke telinga
temannya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.
Ketika
Tini pergi ke Solo untuk mengadakan Kongres perempuan seumurnya, Tono makin
gila pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika
pesta pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya
dan ia lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita panggilan dari hotel
ke hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya
selama tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
Ketika
mendengar Tono menjadi Dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono sudah
menikah dengan Tini. Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di Tecnische
Hoogereschool di Bandung. Tini dulu sudah pernah dinodai oleh Hartono. Tini
adalah bekas kekasih Hartono.
Di
lain pihak Tono tertipu oleh sikap Rohayah yang selalu manis di depannya Siti
Hajati yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri.
Ia amat tidak suka karena Ia berpura-pura. Rohayah yang terpojok ingin
mengungkapkan perasaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak
langgeng, ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono.
Sebelum
menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tahu
siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari paman
Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudak tidak bisa
bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubangan gelap Tono dengan Rohayah
berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Beryemulah Tini dengan
Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah menggoda
suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah. Karena melihat
sikap Rohayah yang lemah lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu
dengannya. Lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap.
Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian kepada Tono. Ia
bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus
kepada Tono suaminya.
Peristiwa
di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri.
Akhirnya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia berharap
agar Rohayah bersedia agar menjadi istri Tono. Niat ini disampaikan kepada
Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau
menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat
dihindari lagi. Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi
ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya.
Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu
Siti Hajati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan
betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya.
Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air dan pergi ke New Caledonia.
Sedangkan Tini saat ini sudah ada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah
panti asuhan yatim piatu.
Struktur teks Pidato
Struktur Teks Pidato
1. Pembukaan
Pembukaan teks pidato berisi:
a. Salam pembuka
Contoh:
Assalammualaikum warahmatullaahi wa barakatuh, salam sejahtera
bagi kita semua.
b. Ucapan penghormatan
Ucapan penghormatan, biasanya dimulai dari penghormatan terhadap
seseorang yang dianggap paling penting.
Contoh :
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru.
Yang saya hormati para tamu undangan,
Yang berbahagia teman-teman kelas IX
Adik-adik kelas VII dan VIII yang saya cintai dan saya banggakan.
c. Ucapan syukur
Ucapan syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat dan karunia yang
telah diberikan kepada kita semua.
Contoh:
"Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena sampai pada detik ini kita masih diberi nikmat yang tiada tara.
Salah satu nikmat itu adalah nikmat sehat dan nikmat sempat sehingga
kita semua dapat hadir di sini dalam keadaan sehat wal afiat tidak
kurang suatu apapun.
2. Isi Pidato
Bagian isi adalah bagian inti dari suatu pidato. Pada bagian ini, paparan
dari pembicara menduduki persentase yang paling banyak. Pembicara akan
menguraikan secara rinci dan panjang lebar inti materi yang akan
disampaikan kepada hadirin. Agar isi pidato dapat dengan mudah
ditangkap isinya oleh pendengar, pembicara dapat menggunakan penanda,
"pertama.... , " "kedua .....", ketiga ....." dan seterusnya. Penanda-penanda
seperti itu juga akan memudahkan penulis dalam menyusun gagasan teks
pidato.
3. Penutup Pidato
Penutup pidato yang baik akan menimbulkan rasa simpati dari pendengar.
Penutup pidato dapat diisi dengan:
a. Simpulan pendek dari uraian sebelumnya.
b. Permintaan maaf kepada hadirin atas kekhilafan dan kesalahan yang
mungkin terjadi, baik disengaja maupun yang tidak disengaja.
c. Salam penutup.
Dalam penutup dapat juga diisi dengan mengutip pendapat atau katakata
mutiara dari tokoh-tokoh besar, atau pantun yang sesuai dengan
situasi saat itu.
Contoh:
Hadirin yang saya horamati,
Demikianlah sambutan saya, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan ada tutur kata yang salah, saya mohon maaf. Kalau ada
sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi. Kalau ada umur
yang panjang semoga kita berjumpa lagi. Sekian. Terima kasih atas
perhatian hadirin.
Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Postingan (Atom)