selamat datang


widgets

Jumat, 21 Februari 2014

Antara Sahabat dan Keegoisan Cinta



Antara sahabat dan keegoisan cinta..



Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi untuk dikenal
Banyak orang merasa bahagia karena cinta
Cinta akan menjadi sebuah kasih sayang...
Jika orang yang dicintai membalas cinta yang diberikan
Namun, cinta akan menjadi amarah….
Jika orang yang dicintai malah mendustainya….
Cinta takkan pernah mati
Melainkan akan tetap tumbuh disetiap
Pori-pori dan aliran darah umat manusia
Hingga akhir waktu…

Kamis, 20 Februari 2014

Sinopsis Novel Kasih Tak Terlarai



KASIH TAK TERLARAI
Suman Hs
Seumur hidupnya si Taram hanya dua kali mendapat perhatian dari orang tuanya. Pertama pada saat ayahnya membelikan kacamata buat si Taram, kedua saat di Taram mengumandangkan adzan karena suaranya sangat merdu sekali.
Si Taram jatuh cinta kepada Nurhaida, pada saat mengungkapkan isi hatinya kepada Nurhaida, dia pun menerima permintaan hatinya. Lima hari kemudian si taram ingin meminang Nurhaida, maka oleh orang tuanya menyuruh Pak Jalil untuk meminang Nurhaida. Ternyata keputusannya ditolak oleh orang tua Nurhaida. Dua hari kemudian setelah penolakan itu, si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal usul si Taram, ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi, dia diberikan oleh seorang wanita yang keadaanya seba kekurangan kepada orang tua kamu sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut. Setelah peristiwa penolakan dari keluarga Nurhaida, si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida. Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya, kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak-anaknya.
Setelah sampai di Singapura kedua sejoli itupun menikah. Setelah menikah kehidupan mereka menjadi makmur, segala macam kebutuhannya dapat terpenuhi. Semenjak kehilangan dua sejoli itu, kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan. Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura-pura ingin mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si Taram, diam-diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya kepada Nurhaida. Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung. Tanpa sepengetahuan si Taram, Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan berdagang. Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya, akan tetapi si Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampungnya menyebutnya sudah menjadi janda.
Pada awal bulan rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab, dia adalah seorang saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat-obatan. Syekh Wahab sangat dihormati di kampung itu. Pada hari jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi imam. Setelah dua bulan lamanya, terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun langsung menerima pinangannya tersebut. Hal yang dinantikan telah tiba, jam empat sore akan dilangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Selanjutnya kedua sejoli itu resmi menjadi suami istri.
Hari raya idul fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat idul fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab. Setelah selesai melaksanakan shalat Idul Ftri dan setelah Syekh Wahab berkothbah, dia naik ke tingkat atas mimbar dan membuka penutup kepala serta kain yang menutupi janggutnya. Kemudian para jemaah heran dan kaget melihat kejadian tersebut. Karena Syekh Wahab memotong habis janggut serta kumisnya. Ternyata Syekh Wahab adalah si Taram, orang yang selama ini dicari-cari oleh warga kampungnya.

Sinopsis Novel Belenggu



Sinopsis Novel Belenggu
Karya : Armijin Pane

Sukartono dan Sukartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga mereka tidak didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah dengan Tini hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini saja. Begitu juga dengan Sukartini atau akrab dipanggil Tini, Tini menikah dengan Tono bukan berdasarkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah dengan dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi pertengkaran diantara mereka.
Setiap hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiatan keorganisasi kewanitaan, sedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak memerhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
Suatu hari pasien Tono yang bernama Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura sakit untuk bertemu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dan Rohayah akhirnya sampai ke telinga temannya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.
Ketika Tini pergi ke Solo untuk mengadakan Kongres perempuan seumurnya, Tono makin gila pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika pesta pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya dan ia lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita panggilan dari hotel ke hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya selama tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
Ketika mendengar Tono menjadi Dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono sudah menikah dengan Tini. Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di Tecnische Hoogereschool di Bandung. Tini dulu sudah pernah dinodai oleh Hartono. Tini adalah bekas kekasih Hartono.
Di lain pihak Tono tertipu oleh sikap Rohayah yang selalu manis di depannya Siti Hajati yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri. Ia amat tidak suka karena Ia berpura-pura. Rohayah yang terpojok ingin mengungkapkan perasaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak langgeng, ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono.
Sebelum menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tahu siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari paman Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudak tidak bisa bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubangan gelap Tono dengan Rohayah berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Beryemulah Tini dengan Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah menggoda suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah. Karena melihat sikap Rohayah yang lemah lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu dengannya. Lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap. Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian kepada Tono. Ia bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus kepada Tono suaminya.
Peristiwa di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri. Akhirnya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia berharap agar Rohayah bersedia agar menjadi istri Tono. Niat ini disampaikan kepada Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat dihindari lagi. Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya. Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu Siti Hajati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya. Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air dan pergi ke New Caledonia. Sedangkan Tini saat ini sudah ada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah panti asuhan yatim piatu.

Struktur teks Pidato



Struktur Teks Pidato



1. Pembukaan




Pembukaan teks pidato berisi:




a. Salam pembuka




Contoh:




Assalammualaikum warahmatullaahi wa barakatuh, salam sejahtera




bagi kita semua.




b. Ucapan penghormatan




Ucapan penghormatan, biasanya dimulai dari penghormatan terhadap




seseorang yang dianggap paling penting.




Contoh :




Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah




Yang saya hormati Bapak/Ibu guru.




Yang saya hormati para tamu undangan,




Yang berbahagia teman-teman kelas IX




Adik-adik kelas VII dan VIII yang saya cintai dan saya banggakan.




c. Ucapan syukur




Ucapan syukur kepada Tuhan atas limpahan rahmat dan karunia yang




telah diberikan kepada kita semua.




Contoh:




"Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa




karena sampai pada detik ini kita masih diberi nikmat yang tiada tara.




Salah satu nikmat itu adalah nikmat sehat dan nikmat sempat sehingga




kita semua dapat hadir di sini dalam keadaan sehat wal afiat tidak




kurang suatu apapun.




2. Isi Pidato




Bagian isi adalah bagian inti dari suatu pidato. Pada bagian ini, paparan




dari pembicara menduduki persentase yang paling banyak. Pembicara akan




menguraikan secara rinci dan panjang lebar inti materi yang akan




disampaikan kepada hadirin. Agar isi pidato dapat dengan mudah




ditangkap isinya oleh pendengar, pembicara dapat menggunakan penanda,




"pertama.... , " "kedua .....", ketiga ....." dan seterusnya. Penanda-penanda




seperti itu juga akan memudahkan penulis dalam menyusun gagasan teks




pidato.




3. Penutup Pidato




Penutup pidato yang baik akan menimbulkan rasa simpati dari pendengar.




Penutup pidato dapat diisi dengan:




a. Simpulan pendek dari uraian sebelumnya.




b. Permintaan maaf kepada hadirin atas kekhilafan dan kesalahan yang




mungkin terjadi, baik disengaja maupun yang tidak disengaja.




c. Salam penutup.




Dalam penutup dapat juga diisi dengan mengutip pendapat atau katakata




mutiara dari tokoh-tokoh besar, atau pantun yang sesuai dengan




situasi saat itu.




Contoh:




Hadirin yang saya horamati,




Demikianlah sambutan saya, apabila ada kata-kata yang kurang




berkenan dan ada tutur kata yang salah, saya mohon maaf. Kalau ada




sumur di ladang bolehlah kita menumpang mandi. Kalau ada umur




yang panjang semoga kita berjumpa lagi. Sekian. Terima kasih atas




perhatian hadirin.




Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.