Senin, 17 Maret 2014
Hidup?
Hidup
Lahir
Satu
kata
Awal
kehidupan
Awal
kebahagiaan
Awal
kesedihan dan kekecewaan
Mengapa
aku harus lahir di dunia ini?
Apa aku
pantas?
Apa
yang harus aku lakukan dalam hidup ini?
Apa
arti hidupku di dunia ini?
Berhari
hari aku jalani hidupku
Tanpa
ku tau apa makna hidup sebenarnya
Saat
kelak kematian datang menjemputku
Aku tau
itu bukan arti dari segala sesuatu
Namun
itu adalah awal yang baru
Mendapat
sukacita yang baru
Di
tempat paling indah di atas sana
Apa
mungkin hidup adalah kesenangan?
Atau
mungkin hidup adalh kesedihan?
Ya,
mungkin
Hidup
memang satu kata beribu makna
Jumat, 21 Februari 2014
Antara Sahabat dan Keegoisan Cinta
Antara sahabat dan keegoisan cinta..
Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi untuk
dikenal
Banyak orang merasa bahagia karena cinta
Cinta akan menjadi sebuah kasih sayang...
Jika orang yang dicintai membalas cinta yang diberikan
Namun, cinta akan menjadi amarah….
Jika orang yang dicintai malah mendustainya….
Cinta takkan pernah mati
Melainkan akan tetap tumbuh disetiap
Pori-pori dan aliran darah umat manusia
Hingga akhir waktu…
Kamis, 20 Februari 2014
Sinopsis Novel Kasih Tak Terlarai
KASIH TAK TERLARAI
Suman Hs
Seumur
hidupnya si Taram hanya dua kali mendapat perhatian dari orang tuanya. Pertama
pada saat ayahnya membelikan kacamata buat si Taram, kedua saat di Taram
mengumandangkan adzan karena suaranya sangat merdu sekali.
Si
Taram jatuh cinta kepada Nurhaida, pada saat mengungkapkan isi hatinya kepada
Nurhaida, dia pun menerima permintaan hatinya. Lima hari kemudian si taram
ingin meminang Nurhaida, maka oleh orang tuanya menyuruh Pak Jalil untuk
meminang Nurhaida. Ternyata keputusannya ditolak oleh orang tua Nurhaida. Dua
hari kemudian setelah penolakan itu, si Taram pergi ke rumah nenek Tijah untuk
menghilangkan kesedihannya. Kemudian nenek Tijah menasehati si Taram agar
jangan terlalu memikirkan Nurhaida. Setelah itu nenek Tijah menceritakan asal
usul si Taram, ternyata si Taram hanya anak pungut. Sewaktu bayi, dia diberikan
oleh seorang wanita yang keadaanya seba kekurangan kepada orang tua kamu
sekarang pada saat bulan madu. Mendengar cerita tersebut dia merasa sedih dan
kaget sekali. Kemudian si Taram sadar bahwa penolakan dari orang tua Nurhaida
itu dikarenakan si Taram adalah anak pungut. Setelah peristiwa penolakan dari
keluarga Nurhaida, si Taram berencana untuk kawin lari bersama Nurhaida.
Rencana tersebut disetujui oleh Nurhaida. Setelah mereka kabur dari kampungnya,
kedua orang tua mereka pun sangat gempar atas kehilangan anak-anaknya.
Setelah
sampai di Singapura kedua sejoli itupun menikah. Setelah menikah kehidupan
mereka menjadi makmur, segala macam kebutuhannya dapat terpenuhi. Semenjak
kehilangan dua sejoli itu, kedua orang tua mereka merasa sangat kehilangan.
Kemudian orang tua Nurhaida mengutus anak buahnya untuk pergi mencari mereka ke
Singapura. Ternyata pencarian mereka berhasil. Mereka berpura-pura ingin
mengunjungi kedua sejoli tersebut. Kemudian setelah lama tinggal di rumah si
Taram, diam-diam orang tua tersebut merayu dan menceritakan tentang kampungnya
kepada Nurhaida. Akhirnya Nurhaida pun tergoda hatinya ingin pulang kampung.
Tanpa sepengetahuan si Taram, Nurhaida dan kedua orang tua itu pulang ke
kampungnya. Pada saat itu si Taram pergi ke Johor karena ada keperluan
berdagang. Sudah delapan bulan Nurhaida menetap di kampungnya, akan tetapi si
Taram tidak memberi kabar kepada Nurhaida. Maka dari itu warga kampungnya
menyebutnya sudah menjadi janda.
Pada
awal bulan rajab petang hari ada sebuah kapal yang berlabuh di kampung
Nurhaida. Yang punya kapal itu bernama Syekh Wahab, dia adalah seorang
saudagar. Kapalnya menjual berbagai macam obat-obatan. Syekh Wahab sangat
dihormati di kampung itu. Pada hari jumat dia selalu berkhotbah dan menjadi
imam. Setelah dua bulan lamanya, terjadilah isu yang memberitakan bahwa Syekh
Wahab akan meminang Nurhaida. Mendengar kabar tersebut orang tua Nurhaida pun
langsung menerima pinangannya tersebut. Hal yang dinantikan telah tiba, jam
empat sore akan dilangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Selanjutnya
kedua sejoli itu resmi menjadi suami istri.
Hari
raya idul fitri pun telah tiba. Semua warga kampung pergi ke masjid untuk melaksanakan
shalat idul fitri. Yang menjadi imam dan khotib adalah Syekh Wahab. Setelah
selesai melaksanakan shalat Idul Ftri dan setelah Syekh Wahab berkothbah, dia
naik ke tingkat atas mimbar dan membuka penutup kepala serta kain yang menutupi
janggutnya. Kemudian para jemaah heran dan kaget melihat kejadian tersebut.
Karena Syekh Wahab memotong habis janggut serta kumisnya. Ternyata Syekh Wahab
adalah si Taram, orang yang selama ini dicari-cari oleh warga kampungnya.
Sinopsis Novel Belenggu
Sinopsis Novel Belenggu
Karya : Armijin Pane
Sukartono
dan Sukartini adalah sepasang suami istri. Kehidupan rumah tangga mereka tidak
didasarkan oleh cinta. Sukartono atau kerap dipanggil Tono menikah dengan Tini
hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, keenergikan Tini saja. Begitu juga
dengan Sukartini atau akrab dipanggil Tini, Tini menikah dengan Tono bukan
berdasarkan ia mencintai Tono. Tini hanya ingin berkeinginan menikah dengan
dokter. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis dan sering terjadi
pertengkaran diantara mereka.
Setiap
hari mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Tini disibukkan dengan kegiatan
keorganisasi kewanitaan, sedangkan Tono sibuk dengan profesinya yang bekerja
sebagai dokter. Bagi Tono pekerjaannya lebih mulia dibandingkan dengan
istrinya. Tono adalah dokter yang dermawan, dia tidak pernah menarik bayaran
pada warga yang kurang mampu. Akibat dari kesibukannya itu, Ia sering tidak
memerhatikan istrinya sendiri. Itulah yang sering menjadi pemicu pertengkaran.
Suatu
hari pasien Tono yang bernama Ny Eni menelpon Tono dan sering menggoda Tono. Ny
Eni adalah teman lamanya yang bernama Rohayah. Rohayah sering berpura-pura
sakit untuk bertemu dengan Tono, karena sering bertemu, akhirnya Tono tidak
dapat menahan rasa cintanya kepada Rohayah. Tono sering mengajak Rohayah ke
Tanjung Priok Pesier. Kedekatan Tono dan Rohayah akhirnya sampai ke telinga
temannya Tini, hal itu membuat rumah tangga mereka kian berantakan.
Ketika
Tini pergi ke Solo untuk mengadakan Kongres perempuan seumurnya, Tono makin
gila pada Rohayah. Tidak lama terungkap kisah bahwa Rohayah pernah lari ketika
pesta pernikahannya. Ia kabur karena calon suaminya dinilai lebih tua darinya
dan ia lari ke Jakarta. Di Jakarta Rohayah menjadi wanita panggilan dari hotel
ke hotel. Kemudian menjadi Nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa, hanya
selama tiga bulan ia pergi meninggalkan suaminya lagi.
Ketika
mendengar Tono menjadi Dokter, ia pergi menemui Tono, dan pada itu Tono sudah
menikah dengan Tini. Tini seorang gadis yang pernah bersekolah di Tecnische
Hoogereschool di Bandung. Tini dulu sudah pernah dinodai oleh Hartono. Tini
adalah bekas kekasih Hartono.
Di
lain pihak Tono tertipu oleh sikap Rohayah yang selalu manis di depannya Siti
Hajati yang merupakan penyanyi pujaan hatinya ternyata adalah Rohayah sendiri.
Ia amat tidak suka karena Ia berpura-pura. Rohayah yang terpojok ingin
mengungkapkan perasaannya pada Tono, tapi ia takut hubungannya akan tidak
langgeng, ia merasa tidak seimbang mendapatkan Tono.
Sebelum
menikah Tono telah mengetahui bahwa Tini telah ternodai, tapi ia tidak tahu
siapa yang menodainya. Sehingga ia dapat memaklumi Rohayah. Suatu hari paman
Tini datang untuk mendamaikan Tono dan Tini, tapi keduanya sudak tidak bisa
bersama lagi. Tini yang sudah mengetahui hubangan gelap Tono dengan Rohayah
berkeinginan untuk menemui dan mendamprat Rohayah. Beryemulah Tini dengan
Rohayah di sebuah hotel. Keinginan Tini untuk memaki-maki Rohayah yang telah menggoda
suaminya akhirnya luluh begitu Tini bertemu dengan Rohayah. Karena melihat
sikap Rohayah yang lemah lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu
dengannya. Lebih-lebih ternyata Rohayah banyak tahu masa lalu Tini yang gelap.
Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang memberi perhatian kepada Tono. Ia
bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan kasih sayang yang tulus
kepada Tono suaminya.
Peristiwa
di hotel itu membuat Tini sadar diri. Ia merasa gagal menjadi seorang istri.
Akhirnya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia berharap
agar Rohayah bersedia agar menjadi istri Tono. Niat ini disampaikan kepada
Tono. Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau
menjadi istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat
dihindari lagi. Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi
ketika Tono menghadapi kenyataan bahwa Rohayah telah pula meninggalkan dirinya.
Yang dijumpai Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu
Siti Hajati yang tak lain adalah Rohayah sendiri. Rohayah yang menyatakan
betapa ia sangat mencintai Tono, tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya.
Untuk itu, Rohayah telah meninggalkan tanah air dan pergi ke New Caledonia.
Sedangkan Tini saat ini sudah ada di Surabaya, mengabdikan dirinya di sebuah
panti asuhan yatim piatu.
Langganan:
Postingan (Atom)